Bill Gates: Yang Kaya Jangan Diam, Corona Wabah Seabad Sekali
 |
| Bill Gates (foto: net) |
Dilansir dari CNBC Indonesia, Akhir Februari lalu, Bill Gates menyebut bahwa wabah ini harus diperangi bersama agar kesehatan warga dunia lebih kuat dan memperlambat penyebaran virus mematikan ini.
Untuk ini, ia meminta negara-negara maju dan orang kaya di dunia tidak berdiam diri.
Negara-negara maju, kata dia, harus turut aktif memerangi corona dan membantu negara-negara berkembang atau terbelakang yang tengah melawan virus ini.
"Bantulah negara-negara di Afrika dan Asia Selatan saat ini, kita bisa menyelamatkan nyawa lebih banyak dan memperlambat sirkulasi penyebaran virus," ujar mantan Bos Microsoft ini di editorial sebuah harian di Inggris, 28 Februari lalu, seperti dikutip dari Asia One.
Virus corona yang pertama kali muncul di Tiongkok dan kini telah menyebar ke 47 negara jauh lebih sulit untuk dihentikan daripada virus serupa seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Bill sendiri tidak main bicara, lewat yayasannya ia menjanjikan untuk menyumbang US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun untuk melawan wabah tersebut. Bantuan Gates ini juga sudah dimumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Buat Bill Gates, wabah corona yang tengah melanda dunia ini ibarat epidemik yang muncul 100 tahun sekali. Artinya, ini kondisi yang istimewa sehingga tak bisa ditangani sendiri-sendiri.
WHO meminta pemerintah untuk segera bertindak untuk mengendalikan virus sebelum menyebar luas. Tindakan semacam itu dapat memperlambat virus, memberi negara lebih banyak waktu untuk bersiap, kata para pejabat.
"Sistem kesehatan di seluruh dunia tidak siap," kata Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.
Gates mengatakan dunia perlu berinvestasi dalam pengawasan penyakit dan teknologi yang lebih baik untuk mempercepat pengembangan vaksin dan obat yang aman dan efektif.
Selain solusi teknis, Gates menyerukan upaya diplomatik yang lebih baik untuk mendorong kolaborasi internasional dan berbagi data, dan meningkatkan belanja pemerintah untuk obat-obatan dan vaksin, serta memberikan insentif kepada perusahaan swasta untuk melakukan upaya tersebut.
