Bertambah Jadi 19 Orang, Pasien Positif Corona di Indonesia
Ilustrasi (Foto: CNN Indonesia) |
"Hari ini jumlah kasus yang terkontaminasi positif sebanyak 19," kata juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Jakarta, dilansir dari CNN Indonesia, Senin (9/3).
Dari sebelumnya jumlah pasien positif corona enam orang. Yurianto menuturkan jumlah itu bertambah jadi 19 orang. Penambahan pasien positif corona dimulai dari kasus 07, seorang perempuan berusia 59 tahun.
"Kondisi sakit ringan sedang, stabil. Ini imported case. Beliau baru kembali dari luar negeri dan beberapa saat menunjukkan gejala-gejala seperti itu. Kemudian dilakukan pemeriksaan, kemudian diperiksa dengan genome sequencing 4 hari lalu. Hasilnya positif. Sebagai kasus 07," kata Yurianto.
Pasien lain adalah kasus 08, laki-laki, usia 56 tahun yang tertular kasus 07. Yurianto menyebut pasien kasus 07 dan 08 adalah suami istri.
Kondisi pasien kasus 08 menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen.
"Karena sebelum kontak dengan 07, 08 ini sudah sakit duluan, tapi bukan sakit covid-19, sakit diare, ditambah riwayat diabetes," ujar Yuri.
Pasien selanjutnya adalah kasus 09, perempuan usia 55 tahun. Lalu, pasien kasus 10, laki-laki warga negara asing berusia 29 tahun. Selanjutnya pasien kasus 11, WNA perempuan usia 54 tahun yang setelah ditelusuri memiliki kontak kasus 01.
Selanjutnya ada kasus 12, lelaki berusia 31 tahun yang juga sempat kontak dengan kasus 01. Adapun pasien kasus 13 adalah perempuan 16 tahun yang terkait dengan pasien kasus 03.
Pasien berikutnya, kasus 14 laki-laki usia 50 tahun dan kasus 15 perempuan usia 43 tahun.
Selanjutnya pasien kasus 16, perempuan 17 tahun, terkait dengan pasien nomor 15 karena mengalami kontak erat.
Tiga pasien lainnya, kasus 17 ( laki-laki 56 tahun), kasus 18 (laki-laki 55 tahun), dan kasus 19 (laki-laki 40 tahun) merupakan pasien yang dikategorikan sebagai imported case.
"Masyarakat diminta tetap tenang karena kecenderungan penyakit ini secara klinis tidak seperti yang kita bayangkan seperti di Wuhan," kata Yuri.
"Karena kita sudah laporkan kasus positif di RS, sepenuhnya mandiri, tidak ada yang menggunakan oksigen, infus, dan bisa melakukan perawatan sendiri," pungkas dia.