Aplikasi Virus Corona, Mulai di Blokir Oleh AppStore dan Google Play Store
App Store dan Google Play (foto: net) |
Melansir dari Grid.id, Kini Apple telah menolak semua aplikasi terkait virus corona di toko App Store yang tidak berasal dari lembaga resmi seperti organisasi kesehatan dunia atau pemerintah.
Dari empat perusahaan developer mengungkapkan Apple telah menolak aplikasi mereka yang berisi data jumlah pengidap virus corona di seluruh dunia.
Kendati demikian, keluh para developer itu, mereka menggunakan data dari sumber-sumber terpercaya seperti organisasi kesehatan dunia (WHO).
Diantaranya salah satu developer mengaku seorang pegawai Apple menghubungi mereka via telepon dan menjelaskan bahwa semua informasi terkait virus corona akan diterima jika berasal dari lembaga kesehatan resmi dan pemerintah.
Sementara itu Google juga dilaporkan tidak memunculkan hasil apa pun untuk pencarian terkait virus corona di Play Store. Meski demikian Google sampai saat ini belum memberikan keterangan resmi soal aplikasi-aplikasi terkait virus corona.
Dalam hal ini Google dan Apple tidak sendiri dalam upaya untuk menghentikan hoaks dan kabar bohong soal virus corona. Sebelumnya Twitter dan Facebook juga telah menegaskan akan meredam informasi-informasi soal virus corona di platform media sosial mereka.
Facebook Larang Iklan Produk
Selain itu Facebook Inc juga akan melarang iklan produk yang mengklaim bisa mencegah atau mengobati virus corona karena dianggap memperburuk situasi di tengah wabah.
Juru bicara Facebook menyatakan iklan yang dilarang antara lain masker wajah yang "memberi garansi 100 persen mencegah corona".
Sebelumnya, Facebook ini mengeluarkan kebijakan untuk menghapus informasi menyesatkan dan teori konspiransi seputar virus corona, merujuk pada rekomendasi organisasi kesehatan lokal maupun dunia.
Tidak hanya Facebook, media sosial lain diantaranya TikTok dan Pinterest juga mengambil langkah serupa seperti dikutip Reuters.
Facebook kerap dikritik karena konten-konten yang beredar di platform tersebut, terutama yang berkaitan dengan hoaks dan ideologi ekstrem.
Amerika Serikat baru saja mengumumkan satu kematian akibat Covid-19 di salah satu daerah di negara bagian Washington.
Ajang F8 Batal
Facebook resmi membatalkan konferensi yang diikuti banyak pengembang aplikasi di seluruh dunia, F8 2020, yang dijadwalkan akan digelar pada 5 hingga 6 Mei mendatang.
Keputusan ini diambil karena ada kekhawatiran penyebaran novel coronavirus yang semakin meluas.
"Mengingat kekhawatiran yang berkembang di sekitar COVID-19, kami telah membuat keputusan sulit untuk membatalkan pertemuan langsung F8 tahun ini, memprioritaskan kesehatan dan keselamatan mitra pengembang kami, karyawan dan semua orang yang membantu menempatkan F8," kata Director of Developer Platforms and Programs Facebook, Konstantinos Papamiltiadis, dalam pernyataan resmi.
Meski batal, perusahaan masih punya komitmen untuk para developer lokal di San Jose, California, AS, lokasi tempat berlangsungnya Facebook F8.
Sebagai pengganti F8 2020, perusahaan menggelar acara khusus untuk komunitas pengembang di sana.
Konferensi F8 memang telah menjadi agenda rutin yang digelar Facebook setiap tahunnya dan mengundang developer aplikasi dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Biasanya di acara tersebut ada pengumuman penting terkait fitur-fitur terbaru untuk platform media sosial Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
Sebelumnya, Facebook juga telah membatalkan acara Global Marketing Summit (GMS) yang bakal digelar di San Francisco (AS) pada 9-12 Maret 2020. Pembatalan tersebut juga terkait antisipasi virus corona.
Konferensi F8 dan GMS bukan acara teknologi besar pertama yang dibatalkan gara-gara wabah virus asal Wuhan, China. Ada pameran Mobile World Congress (MWC) 2020 yang juga batal digelar di Barcelona, Spanyol, karena kekhawatiran yang sama.